Menurut perempuan yang akrab disapa Elsa ini, untuk memenuhi permintaan pasar, produk olahan belut ini diproduksi sebanyak 50 hingga 100 bungkus setiap minggunya.
“Untuk produksi kami tidak tentu, namun kalau biasanya kami produksi selama 1 bulan itu kurang lebih 200 bungkus,” terangnya.
Elsa menambahkan, permintaan produk olahan sidat meluas ke luar kota selain untuk memenuhi permintaan pasar di wilayah Kabupaten Paser.
“Kami layani juga untuk pengiriman luar kota, karena cemilan ini masih baru dan banyak yang belum mengenal produknya, maka dari itu setiap ada kesempatan expo seperti ini kami selalu ikutkan dan perkenalkan olahan kami ini,” ungkapnya.
Menurut Elsa, kelezatan olahan belut ini memiliki harga yang terjangkau dan mudah dibawa-bawa sehingga menjadi pilihan tepat untuk dijadikan oleh-oleh kuliner tradisional Kabupaten Paser.
“Untuk keripik belut ini sering dipesan oleh ormas-ormas yang ada di Paser untuk acara gathering atau sebagainya, dan juga sebagai oleh-oleh mereka yang hendak bepergian keluar kota tentunya, karena produk kami gampang ditemukan pada toko oleh-oleh,di beberapa bandara maupun pada acara expo seperti ini,” tutupnya. (adv)