Beberapa dimensi yang diukur mencakup berbagai aspek penting, seperti pengembangan sumber daya manusia, ketersediaan ruang terbuka untuk olahraga, serta tingkat literasi fisik masyarakat.

“Ada pula soal partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga,” tambahnya, yang menunjukkan bahwa partisipasi aktif masyarakat menjadi salah satu indikator penting.

Sebagai langkah awal, lima daerah di Kaltim telah dipilih sebagai sampel data untuk program ini, yaitu Samarinda, Kutai Barat, Kutai Timur, Penajam Paser Utara, dan Balikpapan.

Dengan rencana untuk memperluas cakupan data, pada tahun 2025 mendatang, program IPO akan mencakup data dari 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur.

“Kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai perkembangan olahraga di Kaltim,” pungkasnya, menekankan pentingnya data yang komprehensif dalam perencanaan kebijakan olahraga di masa depan. (adv)