KP-SPAMS merupakan unit yang mengelola sarana air minum dan sanitasi di tingkat desa, namun banyak kelompok yang terhenti setelah dibentuk.
“Sejak program Pamsimas dilaksanakan antara 2018 hingga 2022, terdapat 312 desa di Kaltim yang mendapatkan program ini,” jelasnya.
“Sarana dan prasarananya sudah dibangun, tetapi banyak yang tidak terpelihara karena kurangnya pengelolaan,” tambahnya.
DPMPD pun berusaha mendorong kelompok KP-SPAMS untuk aktif kembali, salah satunya dengan meluncurkan inovasi KP-SPAMS Juara sejak tahun lalu.
Inovasi ini berbentuk lomba yang melibatkan berbagai kelompok desa dengan indikator penilaian yang komprehensif, termasuk keberlanjutan bangunan, kualitas pengelolaan, tata kelola keuangan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Lomba KP-SPAMS Juara kami harapkan mampu membangkitkan semangat pengelola di desa. Selain menilai fisik bangunan, kami juga melihat bagaimana kelompok ini melayani masyarakat dan memberdayakan mereka. Harapannya, teman-teman di desa dapat terinspirasi untuk menjaga dan mengembangkan infrastruktur yang ada,” tutupnya. (adv)