Keinginan Dato Sri Tahir itu muncul karena ia menyaksikan banyaknya keluarga di Indonesia yang kesulitan mendapatkan layanan kesehatan, yang menyebabkan banyak anak meninggal akibat penyakit seperti campak dan polio.
Dato Sri Tahir ingin menjadi "pahlawan" kesehatan, membuka praktik di depan rumahnya agar bisa membantu masyarakat tanpa terikat oleh orang lain.
Namun, impian Dato Sri Tahir terhalang oleh keterbatasan biaya pendidikan.
Meskipun tak menjadi dokter, Dato Sri Tahir mewujudkan visinya dengan mendirikan rumah sakit Mayapada di Tangerang dan Jakarta Selatan, yang memudahkan akses kesehatan bagi anak-anak dan masyarakat kurang mampu.
Dalam peresmian rumah sakit tersebut, Dato Sri Tahir memberikan layanan operasi jantung gratis untuk 100 pasien.
Saat ini, rumah sakit yang didirikan oleh Dato Sri Tahir terus berkembang, dengan potensi pendapatan yang kuat dan mendapatkan peringkat idA dari PEFINDO selama tiga tahun berturut-turut. (apr)