Ia juga menyatakan bahwa tindakan intimidasi di sekolah menunjukkan penurunan kualitas pendidikan, yang mengakibatkan tidak efektifnya proses belajar mengajar.
"Jika komponen-komponen tadi tidak bisa bekerja sama dengan baik, ini akan merugikan kualitas pendidikan kita," ujarnya.
Lebih lanjut, Salehudin menyoroti dampak negatif intimidasi terhadap anak didik dan orang tua.
"Meskipun ada faktor-faktor seperti jual beli buku atau kepentingan lain yang menjadi pemicu, pihak sekolah seharusnya bersikap kooperatif, bukan sebaliknya dengan melakukan intimidasi," jelasnya.
“Sikap seperti ini bukanlah contoh yang baik dalam proses pendidikan dan berharap agar tidak terulang kembali di masa mendatang,” sambungnya.
Salehudin berharap semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, mulai dari tenaga pendidik, kepala sekolah, guru, hingga orang tua dan masyarakat, dapat bekerja sama dalam mengambil keputusan penting yang berdampak pada proses belajar mengajar ke depan.
"Jika tidak dilakukan dengan baik, saya khawatir proses belajar mengajar ini tidak akan menghasilkan output yang diinginkan dan tidak sesuai target," pungkasnya. (adv)