MEGAKALTIM.COM - Sebuah video yang menampilkan Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menegur Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) di depan wartawan viral di media sosial.
Aksi itu menuai tanggapan, salah satunya dari Wakil Ketua DPRD Kota Samarinda, Ahmad Vananzda, yang menyebut apa yang dilakukan Andi Harun bukanlah pencitraan, melainkan upaya serius untuk memperbaiki Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Ahmad Vananzda, saat diwawancarai oleh redaksi, mengatakan bahwa fraksi PDI Perjuangan, yang ia wakili, merupakan salah satu pendukung Andi Harun sejak awal.
“Kami mendukung beliau sejak periode pertama, meskipun waktu itu hanya calon tunggal. Saya pikir apa yang dilakukan Pak Andi Harun itu sebenarnya baik-baik saja, hanya mungkin cara penyampaiannya berbeda dengan pemimpin lain,” ucapnya.
Menurutnya, langkah Andi Harun itu erat kaitannya dengan upaya meningkatkan PAD, terutama dari sektor parkir.
Masalah pengelolaan parkir yang selama ini kerap melibatkan pihak ketiga dianggap masih menjadi tantangan berat.
Ahmad menilai, persoalan ini juga bersinggungan dengan isu sosial, seperti nasib para juru parkir yang mata pencahariannya terancam.
“Kita tahu, sektor parkir ini sudah jadi masalah menahun. Ketika melibatkan pihak ketiga, banyak juru parkir kehilangan pekerjaan. Tapi kalau dikelola sendiri oleh pemerintah, masalahnya jadi lebih kompleks. Ada salah paham juga di lapangan, seperti soal setoran Rp70.000 per minggu itu. Padahal, tidak ada kesepakatan resmi soal itu,” tambah Ahmad.
Ia pun menegaskan bahwa upaya Andi Harun memperbaiki sistem parkir bukanlah hal mudah.
Selain membutuhkan waktu, perubahan ini harus dilakukan bertahap agar tidak memicu konflik sosial.
“Kita memang harus berbenah. Parkir sering dikuasai pihak-pihak tertentu, bahkan yang disebut-sebut preman. Mengganti sistem itu tidak bisa instan, perlu penyesuaian bertahap,” jelasnya.
Terkait respons publik terhadap gaya kepemimpinan Andi Harun, Ahmad Vanandza tetap berpikir positif.
Menurutnya, gaya tegas yang ditunjukkan sang wali kota merupakan cerminan komitmen terhadap tugasnya.
“Setiap pemimpin punya karakter berbeda. Kalau Pak Andi Harun memang seperti itu. Mungkin waktu itu beliau kesel atau emosi karena melihat permasalahan yang tidak kunjung selesai. Tapi niatnya baik, kok,” ungkapnya.
Ahmad berharap tindakan tegas itu dapat membawa hasil nyata pada peningkatan PAD, khususnya dari sektor parkir.
Ia juga menyinggung pentingnya pengelolaan pendapatan dari sektor lain, seperti pajak tempat hiburan malam, minuman beralkohol, hingga pajak bumi dan bangunan (PBB).
Semua dinas yang memiliki peran dalam meningkatkan PAD diharapkan bisa mengambil pelajaran dari peristiwa ini.
“Saya pikir, ini juga peringatan untuk dinas lain, tidak hanya Dinas Perhubungan. Semua sektor yang menghasilkan PAD harus lebih optimal. Kalau itu bisa dijalankan dengan baik, Samarinda akan makin maju,” katanya.
Di akhir wawancara, Ahmad menekankan pentingnya pengelolaan emosi bagi seorang pemimpin.
“Wajar kalau seorang pemimpin kadang emosional. Kita juga manusia. Tapi semoga ke depannya, Pak Andi Harun bisa lebih baik dalam menyampaikan kritik atau teguran,” tutupnya. (wan)