Kamis, 1 Mei 2025

Kritik ke Jokowi Kini Mengarah ke Keluarga Inti Bukan Lagi pada Kebijakan, Pengamat Politik: Jaring Pengamannya Meleleh

Sabtu, 14 September 2024 - 18:10

Pengamat Politik Adi Prayitno/ Foto: YT @Indonesia Lawyers Club

MEGAKALTIM.COM - Pengamat Politik Indonesia, Adi Prayitno memberikan penilaiannya akan kondisi dan branding negatif Presiden Jokowi jelang berakhirnya masa jabatan pada 20 Oktober 2024 mendatang.

Hal itu dia nilai dari perkembangan yang terjadi, dimana publik bisa melihat bahwa saat ini, branding negatif mulai bermunculan.

Salah satunya adalah soal keluarga Jokowi yang saat ini sering dikritik.

Hal itu Adi Prayitno sampaikan ketika dirinya diundang menjadi narasumber di TV One pada program Indonesia Lawyers Club (ILC) berjudul “Presiden Diganti Sebulan 8 Hari Lagi// Setelah Oktober, Mau ke Mana Jokowi?” tayang pada Kamis (12/9/2024).

Tim redaksi menonton video itu pada Sabtu (14/9/2024).

Menurut Adi Prayitno ada perbedaan kritikan terhadap Presiden Jokowi jelang dirinya lengser dari Presiden.

Sebelumnya, yang sering dikritik adalah soal kebijakan, namun belakangan justru kritik mengarah pada keluarga intinya.

“Dulu yang di kritik cuman Jokowi dan kebijakannya politiknya, tapi 2 bulan 3 bulan ini yang kritik itu adalah keluarga inti Pak Jokowi,” kata Adi Prayitno.

Adi Prayitno juga memberikan contoh kritikan yang dilayangkan terhadap keluarga inti Presiden Jokowi, seperti makan roti, lalu penggunaan pesawat jet pribadi yang digunakan anak dan menantunya.

“Bisa dibayangkan soal roti harganya 400 (USD) jadi ramai, private jet yang tidak lolos macam-macam, misalnya dia sering ke Solo itu kan foto-foto eksklusif bang,” lanjutnya.

Dilanjutkan, ada lagi soal media sosial akun Fufufafa yang dikatakan Adi Prayitoni juga belakangan hari ini banyak menjadi perhatian.

"Orang ramai bicara tentang akun Fufufafa, itu ramai betul itu. Bisa dicek itu akun Fufufafa tuduhannya ke siapa," ucapnya.

"Ini menunjukkan konsolidasi kekuatan saat ini, tak sekuat 10 tahun yang lalu. Jaring pengamannya itu meleleh satu persatu. Ini menunjukkan satu hipotesa bahwa ketika seseorang tak lagi menjadi pejabat publik, dia hanya tinggal menunggu waktu bahwa di akhir masa jabatan, dia tak akan lagi dikenang oleh publik secara umum," katanya. (gwh)

Populer
recommended