"Tapi ketika risiko hari ini saya ikuti perkembangan politik melalui media massa, rasanya beliau juga sedang mengalami kesulitan yang kemarin mendukung hari ini sudah berkomunikasi lalu isu besarnya hari ini akan ditinggal kemungkinan ini melawan kotak kosong kan hari ini yang terjadi itu kan, maka resiko itu diambil oleh Mas Anies” ujarnya.
Sehingga dinilai Ganjar Pranowo, dalam proses pencalonan Anies Baswedan sebagai Bacakada DKI Jakarta, Anies Baswedan berisiko tidak dapat maju sebagai bacakada DKI Jakarta.
Dikarenakan belum ada satu pun partai yang memberikannya SK Rekomendasi.
Sebagai informasi, dinamika politik di DKI Jakarta juga menjadi sorotan karena ada kemungkinan menghadirkan kotak kosong.
Dinamika ini dimulai dengan adanya isu Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan bersatu kembali di Pilkada DKI Jakarta.
Bahkan, tidak hanya partai politik (parpol) Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu saja, tapi partai politik di luar Koalisi Indonesia Maju (KIM) juga akan bergabung sehingga nama koalisi tersebut menjadi Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus).
Kemungkinan Anies Baswedan itu tak bisa maju, pun tetap muncul meskipun dalam hasil survei Pilkada DKI Jakarta Anies Baswedan masih tertinggi menurut Litbang Kompas.
Survei Litbang Kompas terbaru, elektabilitas Anies Baswedan di angka 29,8%, disusul Basuki Tjahja Purnama atau Ahok 20,0% dan Ridwan Kamil 8,5%. (gwh)