MEGAKALTIM.COM - Di Pilkada Kutai Barat, arah dukungan istri kepada suami bisa jadi tak bisa terlaksana.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Sebagai informasi, satu bakal pasangan calon di Pilkada Kubar, Sahadi dan Alexander Edmon telah mendaftar ke KPU Kubar.
KPU Kubar mengumumkan bahwa jumlah dukungan partai politik untuk pasangan ini telah memenuhi syarat.
Sahadi - Edmond diketahui, diusung oleh dua partai parlemen di Kubar, Perindo dan Hanura. Satu partai lain yang memberikan dukungan mereka, berasal dari non parlemen, yakni Partai Kebangkitan Nasional (PKN).
Yang jadi menarik, adalah persoalan istri dari Sahadi, yaitu Yonavia.
Yonavia adalah Caleg (Calon Legislatif) terpilih PDI perjuangan Dapil (Kubar - Mahulu) yang lolos ke DPRD Kaltim Periode 2024-2029.
Pertanyaan kemudian, muncul, bagaimana dalam proses kontestasi ke depan.
Ini mengingat, PDI Perjuangan, telah mendukung pasangan calon berbeda, yakni Frederick Edwin - Nanang Adriani.
Jika merunut, aturan partai, otomatis, Yonavia, sebagai kader diharuskan untuk memberikan dukungan pada Frederick Edwin - Nanang Adriani, bukan justru pada Sahadi - Alexander Edmond.
Meskipun, Sahadi adalah suaminya sendiri.
Perihal ini, pada Rabu (28/8/2024) petang, Tim Redaksi mengonfirmasi ke Wakil Ketua Bidang Hukum DPD PDI Perjuangan Kaltim, Roy Hendrayanto ,
Roy Hendrayanto menyampaikan kepada Tim Redaksi bahwa rekomendasi yang diberikan oleh partai kepada pasangan calon itu adalah yang terbaik dan dan telah diperhitungkan oleh partai.
“Ya silahkan saja ke partai lain tetapi kita punya Rekomendasi yang telah kita keluarkan adalah kepada Pak Edwin dan Haji Nanang,” kata Roy Hendrayanto.
“Partai PDI-Perjuangan memberikan rekomendasi yang terbaik kepada para pasangan maupun kepada kader, sudah diperhitungkan matang - matang dari DPP partai melalui proses yang panjang hingga membuahkan hasil dan keputusan mutlak,” ujarnya.
Soal apa yang terjadi pada Sahadi dan Yonavia, disebutnya adalah hal biasa dalam demokrasi. Ia sampaikan, banyak hal yang sama terjadi din daerah lain ketika proses Pilkada dilakukan.
"Di luar sana mungkin di Jawa atau daerah lain juga ada kejadian seperti ini,” ucap Roy Hendrayanto.
“Biarkan saja pada porosnya dan berjalan, karena selama itu tidak ada yang aneh - aneh maka pihak partai akan terus mendukung para kader partai hingga tercapainya pada tujuan partai, “ ucapnya. (dil)