MEGAKALTIM.COM - Pengamat politik Adi Prayitno mengaku tak kaget Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Nasional Demokrat (Nasdem) yang memutuskan berpaling dari mendukung Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta, dan kini berpaling ke koalisi KIM (Koalisi Indonesia Maju) Plus mendukung Ridwan Kamil - Suswono.
Adi Prayitono bahkan mengakui bahwa bocornya informasi PKB dan Nasdem yang keluar tak lagi mendukung Anies Baswedan itu sudah ia dengar jauh-jauh hari.
Demikian disampaikan Adi Prayitno, sebagaimana ditonton pada kanal YouTube DC News Indonesia, pada Senin (19/8/2024).
"Saya termasuk yang tidak kaget, karena bocoran bahwa PKB dan Nasdem akan bergabung dengan koalisi KIM Plus, ini kan sudah bocor beberapa waktu yang lalu. Tinggal seremonial, testimonial, dan secara resmi kapan mereka mengumumkan bergabung dengan KIM, mengusung Ridwan Kamil," ucapnya.
Untuk itu, ia merasa dengan bergabungnya PKB di koalisi KIM Plus sama sekali tak mengagetkan.
"Tak ada elemen of surprise. Justru yang menjadi surprise itu kalau PKB tak jadi bergabung dengan RIdwan Kamil, enggak jadi bergabung dengan KIM. Itu baru luar biasa, itu baru mukjizat lah," kata Adi Prayitno.
"Bocoran ini sudah lama dan tak perlu lagi ditutup-tutupi," ucapnya lagi.
Dengan bergabungnya partai- partai yang sebelumnya menyatakan dukungan ke Anies Baswedan dan kini beralih ke Ridwan Kamil, disampaikan Adi Prayitno sudah menjadi tanda tamat untuk mantan calon presiden RI itu untuk bisa berkoentestasi di Pilkada DKI Jakarta 2024.
"Itu artinya, hampir bisa dipastikan pencalonan Anies di Jakarta, atau pencalonan Rano Karno di Jakarta, ini akan Wassalam, karena enggak cukup kursi untuk syarat administratif sebagai kontestan di Jakarta," katanya.
Diketahui, Pilkada DKI Jakarta di ambang pertarungan melawan kotak kosong.
Hal ini setelah adanya koalisi besar KIM Plus yang telah menyatakan dukungan pada pasangan calon Ridwan Kamil - Suswono.
Ada 12 partai yang menyatakan dukungan mendukung, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, PKS, Partai Nasdem, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Lalu, ada Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Garuda, Partai Gelora, Partai Perindo, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). (tam)