Dia pun menganalogikan, jika Neni unggul via survei, mengapa tak ikuti saja langkah Basri-Chusnul yang melamar via independen.

"Coba kalau mereka memang diinginkan masyarakat Bontang, kenapa tak independen saja, tanpa harus lewat partai. Belum tentu juga kalau mereka mendaftar lewat independen, kemudian lolos hasil verifikasi KPU soal jumlah dukungan. Kan mereka belum terbukti soal itu. Tapi, kalau Basri-Chusnul sudah terbukti, sudah lolos," ucapnya.

Tak hanya itu, Udin juga menilai ada banyak sample di mana hasil survei tak selalu sama dengan pemenang pemilu.

Apalagi, yang ia dengar, lembaga survei yang menerbitkan angka itu, bukan dari lembaga survei besar, seperti LSI ataupun Charta Politika.

"Ya saya boleh dong berpikir, kalau saat ini mungkin saja masih ada lembaga survei yang sesuai pesanan. Boleh dong saya bekemungkinan begitu," katanya.

Unggulnya Basri Rase - Chusnul Dhihin juga bisa dilihat dari banyaknya massa yang ikut pada acara deklarasi maju independen yang digelar bersamaan dengan Jalan Santai kemarin.

"Itu ada 10 ribu massa yang ikut. Kalau ikut, berarti mereka mau melihat Basri Rase dan Chusnul Dhihin. Kalau begitu, mereka pasti senang dengan sosok pemimpin petahana saat ini," kata Udin.

"Jadi, tenang saja. Kami masih tetap fokus pada pemenangan," tutupnya. (tam)