MEGAKALTIM.COM - Antonius Luhur Budi Teja Pranata, peraih juara pertama bidang teknologi tepat guna, bercerita tentang bagaimana perbaikan kompor saat memasak dapat meningkatkan kualitasnya.
Sebelumnya, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPPMD) Kalimantan Timur menganugerahkan usaha Anton sebagai peringkat pertama kategori karya tepat guna setelah diperlombakan oleh Pemprov Kaltim pada tahun 2024.
Pada 10 November 2024, ia bersama para peraih penghargaan lainnya menerima hadiah tersebut pada pembukaan BUMDES Expo di BIG Mall Samarinda.
Lebih spesifik, Antonius Luhur Budi Teja Pranata alias Anton menjelaskan cara memurnikan kompor yang terbuat dari minyak bekas di mana awalnya digunakan dengan cara yang lebih kompleks, namun setelahnya kualitas kompor meningkat dengan menghasilkan api yang lebih baik setelah melalui proses pengembangan dan modifikasi.
Awalnya, dia bekerja di sebuah perusahaan, tetapi terkena PHK yang membuatnya kehilangan pekerjaan.
Selain masalah PHK, dia juga harus menanggung beban merawat anjing liar milik perusahaan karena pemilik sebelumnya membiarkan mereka dalam keadaan terabaikan.
Pria kelahiran 1967 ini menceritakan bahwa dia sering memasak, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk hewan peliharaannya sehingga penggunaan kompor gasnya cepat habis karena memasak berjam-jam.
Saat itu, dia juga menghadapi masalah kelangkaan tabung gas 3 kg di tahun 2023, yang memaksanya untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Dia menjelaskan bahwa berdasarkan hasil modifikasinya, kompor berbahan bakar oli bekas yang ada di pasaran saat itu lebih sulit digunakan dibandingkan dengan miliknya, yang memberikan kemudahan bagi pengguna saat memasak.
“Karena betul-betul kesulitan menggunakan kompor yang ada sebelumnya seperti yang telah beredar dipasaran itu, meski konsumen terlebih dulu telah melihat cara pemakaiannya melalui channel YouTube,” ungkapnya.
Anton juga menjelaskan bahwa kompor hasil modifikasinya dapat digunakan untuk memasak selama 2 hingga 3 jam dengan lebih efisien dalam penggunaan gas.
“Dengan alat modifikasi saya kemudahan untuk memasak lebih mudah karena lebih menghemat gas yang kita miliki karena tidak semua orang mampu untuk membeli gas,” ujarnya.
Cara kerja kompor tersebut adalah dengan memanfaatkan bahan bakar oli bekas.
Oli bekas akan dimasukkan ke dalam salah satu bagian kompor yang diproduksi oleh Anton.
Selanjutnya, oli bekas akan berubah menjadi gas melalui proses pembakaran dalam sistem kompor tersebut.
Kompor berbahan oli bekas buatan Anton ini dibuat dengan menggunakan baja ringan sehingga lebih tahan karat dan tidak terlalu berat saat dibawa oleh pengguna.
“Peralatannya lebih mudah, ringan dan tidak gampang berkarat daripada menggunakan berbahan besi siku yang dapat cepat timbulnya karat,” tutupnya. (adv)